BERJARAK, BERPISAH TIADA: MADAGASKAR DAN MALAYONESIA MENURUT KACA MATA DAHL DAN ADELAAR

Oleh: Mohd Tarmizi Hasrah – Dalam karyanya yang dilabel sebagai “sebuah buku yang terlalu bercita-cita tinggi”, The Austronesian Languages, Bob Blust, setelah menghuraikan penyebaran kelompok-kelompok bahasa Austronesia yang ada di Taiwan, Malayonesia, Indonesia Timur dan di Lautan Pasifik, melanjutkan huraiannya tentang sebuah kawasan yang akrab dengan dunia Austronesia, tetapi lokasinya jauh dan terpencil daripada kawasan rasmi Austronesia. Blust dalam karyanya itu menulis begini: “rather surprisingly, at the western edge of the Indian Ocean is a lonely outpost of the Austronesian world – the large, and geologically long-isolated island of Madagascar” (Blust 2009: 1). Madagaskar, sebuah pulau di timur Afrika, walau terpencil, tetapi diakui secara ijmak oleh para Austronesiawan sebagai sebuah kawasan yang menuturkan bahasa Austronesia. Disebabkan pulau ini secara geografinya terpencil daripada dunia Austronesia, maka ia tidak jarang menghadirkan seribu satu pertanyaan yang rumit buat para Austronesiawan, terutamanya kepada para ahli dalam linguistik sejarawi atau linguistik perbandingan, malah kepada yang bukan ahlinya yang rasmi pun, sebagaimana yang boleh kita jejak dalam sejarah pengelasan bahasa di pulau tersebut.